
Penulis : El Kinanti, dkk
Penyunting : Hamasah Putri
Tata Letak : Hadi Sucipto
Cover : Hadi Sucipto
Ukuran : x + 206 hlm; 14,8 x 21 cm
Harga : Rp 45.000 (belum termasuk ongkos kirim JNE dari Depok)
Penerbit : Indie Publishing (www.indie-publishing.com)
Tahun terbit : 2011
ISBN : 978-602-9142-27-3
Kisah-kisah perempuan hebat dalam
buku ini adalah potret Kartini masa kini yang mampu menginspirasi.
Perjuangan, tekat, kesabaran, do’a menjadi modal mereka untuk mampu
menjalani takdirnya dengan baik. Semoga kita juga bisa seperti mereka.
Aamin.
(Endorsment dari Hamasah Putri - Pejabat rumahtangga, penulis, dan motivator keluarga, tinggal di Jakarta)
Buku
yang berisi kumpulan tulisan dari 41 orang penulis ini (di antaranya:
saya sendiri) layak untuk dikoleksi oleh semua perempuan. Ia memuat
kisah-kisah heroik perempuan-perempuan Indonesia yang berhasil mencapai
hidup lebih baik, hidup yang lebih kaya. Bukan kaya secara materi
melainkan kaya dalam pemaknaannya. Kisah-kisah tentang para perempuan
yang sabar dan tegar yang memulai kesibukannya sejak sebelum ayam
berkokok, menjalani berbagai aktivitas demi menghidupi keluarga
tercinta, di antara mereka bahkan sampai harus bertani, berjalan kaki
keliling kampung untuk berdagang, menjahit, membuka kedai makan, menjadi
pemulung, guru, mahasiswi prihatin, ibu rumahtangga ‘tahan banting’,
penulis, pekerja serabutan, pedagang kaki lima, tukang cuci, dan menjadi
penyuluh kesehatan bagi pekerja seks.
Seorang
ibu yang bekerja keras membanting tulang demi membantu ekonomi keluarga
selalu saja memukau hati anaknya. Terlebih jika sang ibu meninggalkan
jejak berupa pelajaran moral yang sangat berharga bagi bekal anaknya
dalam mengarungi garangnya belantara kehidupan. Beberapa kisah kekaguman
sarat hikmah seperti ini ada di dalam buku ini.
“Apa yang Neng pilih saat ini sebagai karir yaitu ibu rumahtangga adalah pilihan terhebat sebagai seorang perempuan. Dulu sebenarnya Emak inginnya tinggal saja di rumah membesarkan anak-anak tapi ekonomi waktu itu tidak mengizinkan. Sekarang Neng harus bersyukur diberi kesempatan menjaga anak-anak sepenuhnya dan mendampingi suami. Anak-anak yang dibesarkan dengan adanya seorang ibu full di rumah, akan berbeda dengan anak yang selalu ditinggal-tinggal. Percaya sama Emak,” ujarnya ketika saya mulai berkeluh-kesah dengan kegiatan harian.
Itu adalah sepenggal kisah kebijakan seorang nenek yang dipanggil ‘emak’ oleh cucunya.
Membaca semua kisah di buku ini
membuat siapa pun menyadari betapa kemalangan yang diderita tidak
berarti apa-apa dibandingkan perempuan-perempuan yang diceritakan dalam
buku ini juga menyentil diri sendiri karena telah banyak membuang waktu
untuk mengasihani diri dengan bermanja-manja atau tidak melakukan hal
yang berarti, sekaligus mengingatkan bahwa rasa syukur kepada Sang
Pemberi Hidup sangat layak untuk dipanjatkan sebab melalui pemaknaan
hidup yang dipaparkan para penulis ini terkuak beragam nilai yang patut
menjadi pelajaran berharga.
El Kinanti[i]
– penulis kelahiran Jakarta 20 Mei 1971 yang memiliki nama lengkap
Eniya Linda Kinanti, sang empunya ide dan pengumpul kisah-kisah ini,
patut diacungi jempol. Ide brilian yang menghasilkan buku inspiratif ini
telah lahir, memperkaya khazanah literer[ii]
Indonesia, dan melaluinya dimaklumkan kepada khalayak bahwa banyak
perempuan Indonesia yang sanggup tetap berdiri kokoh meski berkali-kali
diterjang badai yang maha dahsyat. Dan tentu saja buku ini dapat
menginspirasi siapa pun yang membacanya untuk menjadi pejuang kehidupan
yang tangguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar